Tebo – Anggota DPR RI Fraksi PKB, Elpisina, melakukan kegiatan Kunjungan ke Daerah Pemilihan (Kundapil) di Jl. Lintas Bungo – Tebo, Bedaro Rampak, Kecamatan Tebo Tengah, Kabupaten Tebo.
Masyarakat yang hadir pada kesempatan ini terlihat cukup antusias menyampaikan aspirasi dan tanya jawab secara langsung kepada Elpisina yang merupakan wakil mereka di Senayan.
Dalam kegiatan Kundapil Elpisina kali ini, sejumlah isu penting muncul, mulai dari pendidikan hingga penguatan sektor pertanian, khususnya karet atau tanaman industri.
Menurut salah seorang warga setempat, di Kecamatan Tebo Tengah, khususnya Bedaro Rampak, masih kekurangan guru PNS, sehingga di sekolah-sekolah yang ada di Desa tersebut masih bergantung pada tenaga guru honorer.
“Anak-anak kami butuh pendidikan yang baik, Pak. Tapi guru PNS disini sangat kurang, sementara guru honorer terbatas kemampuannya dan gajinya pun kecil. Kami berharap ada penambahan formasi guru dan fasilitas belajar,” ungkap salah seorang warga Bedaro Rampak.
Menanggapi hal itu, Elpisina menegaskan akan berupaya untuk memperjuangkan kebutuhan dan kualitas pendidikan di Jambi khususnya wilayah pedesaan, melalui fraksi PKB yang membidangi maupun pemerintah daerah.
“Pendidikan dasar menurut saya harus jadi prioritas. Walaupun ini bukan bidang tugas saya di DPR, saya akan mendorong pemerintah menambah formasi guru PNS dan memperhatikan kesejahteraan guru honorer, serta menyalurkan bantuan fasilitas belajar untuk sekolah-sekolah desa,” jawabnya.
Lebih jauh, masyarakat yang hadir pada kegiatan Kundapil ini menyampaikan terkait kebutuhan sekolah vokasi atau SMK berbasis pertanian dan perkebunan. Hal ini sejalan dengan potensi besar daerah Tebo di sektor karet, sawit, dan kopi.
“Kalau ada sekolah vokasi pertanian, anak-anak kami tidak perlu jauh-jauh sekolah ke Kota. Mereka bisa langsung belajar tentang perkebunan, pengolahan hasil tani, sampai cara berbisnis. Supaya generasi muda tidak hanya jadi buruh, tapi bisa jadi pengusaha lokal,” ujar tokoh setempat.
Menanggapi itu, Elpisina menyampaikan bahwa gagasan tersebut sangat relevan dengan arah pembangunan daerah. Hal ini menurutnya, dapat menahan laju urbanisasi dan membuka lapangan kerja baru di Tebo.
Selain pendidikan, masyarakat setempat yang banyak berprofesi sebagai petani karet turut menyuarakan keluhan tentang harga karet yang masih rendah di pasar dunia. Mereka menilai, tanpa adanya insentif dan industri pengolahan lokal, petani akan terus merugi.
“Harga karet sekarang jatuh Pak. Kami hanya bisa menjual mentah dengan harga rendah. Kami minta pemerintah membuat pabrik pengolahan disini, biar ada nilai tambah. Kalau bisa juga ada insentif untuk petani,” ujar warga yang juga petani karet.
Elpisina menanggapi aspirasi tersebut dengan komitmen kuat, untuk mendorong hilirisasi karet di Jambi, sejalan dengan pemerintah yang mendorong hilirisasi, agar para petani karet di Jambi lebih sejahtera.
“Saya paham betul masalah ini. Karena itu, kita harus dorong hilirisasi karet di Jambi. Saya akan perjuangkan program pembangunan pabrik pengolahan lokal dan kebijakan insentif untuk petani. Nilai tambah dari karet harus kembali ke masyarakat, bukan hanya keluar daerah,” tegasnya.
Kegiatan kundapil ini berlangsung hangat dengan sesi tanya jawab yang penuh antusiasme. Warga merasa puas karena aspirasi yang disampaikan langsung ditanggapi oleh wakilnya. Sementara Elpisina menegaskan akan membawa seluruh masukan tersebut ke tingkat pusat sebagai bahan perjuangan di parlemen.
“Aspirasi masyarakat Tebo ini adalah sebagai bahan untuk saya perjuangkan di Senayan. Saya tidak ingin ada lagi rakyat kecil yang tertinggal hanya karena keterbatasan akses pendidikan dan ekonomi. Ini tugas kita bersama,” pungkas Elpisina.